Best Practices LPP dalam Teaching Excellence

Pendahuluan

LPP merupakan salah satu lembaga di UNS yang berdiri pada tanggal 16 Nopember 2002 berdasar SK Rektor  No. 759/J27/KP/2002 yang memiliki fungsi  mengkoordinasikan berbagai program pengembangan  serta mengatasi berbagai hambatan dan kendala dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di UNS.

Saat ini LPP mengkoordinasikan dua pusat pengembangan, yaitu Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran (PPSP) dan Pusat Bimbingan Konseling dan Pengembangan Karir (PBKPK) dengan tujuan: 1. membantu pengelolaan pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan; 2. mengembangkan sistem pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kompetensi lulusan; 3. mengembangkan sumber daya untuk mengoptimalkan sumber belajar, melakukan diseminasi dan atau pelatihan pembuatan bahan ajar serta pemanfaatan media pembelajaran; serta 4. mengembangkan sistem bimbingan – konseling dan perencanaan karier.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, LPP menyiapkan instrument pengembangan pendidikan dengan sasaran dosen, mahasiswa dan institusi penyelenggaran pendidikan di UNS dalam bentuk pelatihan dan produk penunjang penyelenggaraan pendidikan berupa panduan, dan aturan standar operasional.

LPP memiliki andil yang cukup besar dalam peyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi sejak di gulirkan tahun 2005 hingga terbitnya Peraturan Rektor No. 553/H 27/PP/2009 tentang Pembelajaran Berbasis Kompetensi dalam Sistem Kredit Semester. LPP memberikan kontribusi pada penyiapan tenaga pendidik profesional untuk melaksanakan KBK yang dikemas dalam pelatihan PEKERTI-AA hingga terbangun sinergi dengan Sistem Pengembangan Profesional Dosen Universitas Sebelas Maret. Instrumen pengembangan bidang pendidikan dalam SPPD sudah sejak lama dikembangan oleh LPP dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pembelajaran.

Kontribusi LPP dalam meningkatkan proses pembelajaran juga diwujudkan dengan pendampingan dan konseling mahasiswa dalam menghadapi kesulitan belajar dan pengembangan kareir.  Pengembangan profesionalisme dosen pembimbing akademik hingga mampu bertindak sebagai konselor diharapkan tidak hanya mampu menyelesaikan permasalahan akademik tapi juga mampu menjawab persoalan non akademik yang mengganggu capian kompetensi/hasil belajar mahasiwa.  Kemampaun  adaptasi mahasiwa pada sistem pendidikan tinggi diharapkan dapat mengoptimalkan Angka Efisensi Edukasi di seluruh institusi penyelenggaran pendidikan di UNS.

PEKERTI-AA

Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) merupakan pelatihan pengembangan profesionalisme dosen yang diselenggarakan DIKTI sejak tahun 1987 yang diperuntukan bagi dosen-dosen pemula . Applied Approach (AA) merupakan kelanjutan program untuk dosen senior sebagai program penyegaran. Mulai tahun 2005 DIKTI melalui PAU-PPI UT selaku koordinator penyelenggaraan PEKERTI-AA telah merekonstruksi kurikulum PEKERTI dan AA. Hasil rekonstruksi telah dipublikasikan melalu Buletin PEKERTI-AA pada tahun 2007. Hasil rekonstruksi menetapkan Pelatihan PEKERTI-AA sebagai pelatihan tunggal dan terpadu bukan lagi pelatihan terpisah.

Karena perubahan peran DIKTI sebagaimana tertera dalam PP No. 15/2005 dan dalam rangka memberikan otonomi memberikan otonomi sepenuhnya kepada perguruan tinggi, maka mulai tahu 2007, sertifikat program PEKERTI-AA tidak lagi diterbitkan oleh Direktorat Akademik DIKTI, tetapi menjadi tanggungjawab sepenuhnya perguruan tinggi pelaksana program PEKERTI-AA. Sertifikat PEKERTI-AA, baik yang diterbitkan oleh Direktorat Akademik DIKTI (sebelum tahun 2007) maupun yang selanjutnya akan diterbitkan oleh perguruan tinggi pelaksana program PEKERTI-AA, merupakan salah satu bukti keikutsertaan dosen dalam suatu pendidikan profesi, khususnya dalam bidang kompetensi pedagogik.(dikutip dari surat Direktorat Akademik DIKTI no. 0662/D2/2007 perihal PEKERTI-AA tanggal 30 Maret 2007).

PEKERTI-AA menjadi penting dalam pengembangan profesionalisme dosen karena kurikulum yang ditetapkan oleh DIKTI sejalan dengan amanat UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Disebutkan bahwa, beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan proses, penilaian hasil pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian. Di samping itu melaksanakan tugas tambahan dan pengabdian kepada masyarakat. Program PEKERTI-AA merupakan program pelatihan yang dirancang Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk peningkatan kompetensi pedagogik bagi para dosen.  Bila dicermati lebih dalam produk program pelatihan PEKERTI-AA merupakan instrumen tagihan akreditasi program studi dalam proses pembelajaran.  Sejak 2007 LPP UNS, sesuai dengan reonstruksi materi PEKERTI-AA membuat paket program pengembangan proses pembelajaran dari evaluasi kurikulum, instrument pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran.

Diawali dengan mengidentifikasi posisi ‘matakuliah’ yang diampu oleh peserta dalam bangun kurikulum (berbasis kompetensi) program studi, peserta PEKERTI-AA diminta untuk membuat analisis kompetensi yang selanjutnya dijabarkan dalam Silabus Mata Kuliah dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ini merupakan bagian tugas dosen dalam merancang dan merencanakan proses pembelajaran.  Pergeseran paradigma dari content based menuju competence based memaksa peserta untuk menciptakan pengalaman belajar serta mengembangkan materi dan media pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi, ini merupakan bagian pengembangan, karena kompilasi materi dan mediapembelajaran dapat disusun menjadi bahan ajar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Insrumen yang dikembangkan dalam PEKERTI-AA dapat menunjang peningkatan kualitas institusi penyelenggara pendidikan khususnya program studi.  Dalam Instrumen akreditasi Program S1 tahun 2009 jelas disebutkan bahwa harkat dan peringkat sangat baik diberikan pada program studi yang memiliki sekurang-kurangnya 95% matakuliah yang memiliki deskripsi matakuliah, silbus dan RPP. Bila semua instrument perencanaan pembelajaran (dalamsilbus dan RPP) dilakukan dalam proses pembelajaran maka aspek lain seperti pengembangan kurikulum, ketersediaan bahan ajar, pengembangan failitas elearning, evaluasi proses dan program pembelajaran dengan sendirinya akan terpenuhi.

Tercatat sejak tahun 2005,  tidak kurang dari 500 dosen UNS telah mengikuti program pelatihan PEKERTI dan atau PEKERTI-AA.  Angka ini baru sekitar 30% dari kurang lebih 1.582 dosen UNS yang menyelesaikan program pelatihan dengan sempurna  dan sekaligus memiliki silabus matakuliah yang diharapkan mencapai angka 100% untuk capaian KPI tahun 2010.  Tentunya LPP memiliki tugas berat untuk mencapai angka di atas.  Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh dan dibuat program percepatan untuk pencapaian kualitas PBM yang baik terutama dengan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan.

Pengembangan Bahan Ajar

Salah satu produk pelatihan PEKERTI-AA adalah pengembangan bahan ajar sesuai silabus matakuliah yang disusun.  LPP memfasilitasi pengembangan bahan ajar dalam bentuk cetak dan atau digital.  Fasilitasi bahan ajar cetak yang dilakukan oleh LPP adalah penerbitan Buku Teks bekerjasama dengan penerbitan UNS Press. Selain itu LPP juga mengembangkan bahan ajar digital audio visual dan elearning. Ketersedian bahan ajar digital mulai mendapat porsi tesendiri dalam upaya pengembangan fungsional dosen, terbukti dari penghargaan yang diberikan pada produk-produk digital pengembangan pembelajaran dalam draft Pedoman Penilaian Angka Kredit UNS.

Sejak  tahun 2005 hingga sekarang, sebagai upaya menjawab kebutuhan ragam sumber belajar di UNS, telah dikembangkan program Buku Teks.  Sebanyak 146 judul buku telah berhasil diterbitkan oleh Tim Buku Teks bekerjasama dengan UPT UNS Pres dan tercatat di Perpustakaan Nasional dengan nomor ISBN.  Program Buku Teks tahun 2010 di fokuskan pada kegiatan digitalisasi buku teks menjadi bentuk e-book.  Program e-BukuTeks yang sedianya di luncurkan pada Pameran IPTEKS Dies Natalis UNS ke-34  diharapkan dapat memenuhi KPI Peningkatan Penulisan buku teks atau e-book; e-journal sebanyak 65 judul pada tahun 2010. Indeks ukuran kualitas buku teks di lihat dari jumlah buku teks yang sudah melalui proses cetak  2 dan atau 3 kali.  Tercatat sebanyak 37 judul  telah proses cetak 2 dan 5 judul telah proses cetak 3, selanjutnya buku-buku ini akan diprioritaskan dalam program digitalisasi e-BukuTeks.

Sejak bulan September 2007 UNS memiliki situs pembelajaran online dengan nama elearning UNS dengan alamat http://elearning.uns.ac.id/. Program Pengembangan Pembelajaran Berbasis Web dirintis sejak 2003 hingga 2005 dengan dana hibah P3AI. Hingga tahun 2009 tercatat sebanyak 324 matakuliah online telah berhasil dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan untuk dosen di semua  Fakultas. Angka ini telah melebihi KPI tahun 2010 yang direncanakan sebanyak 250  matakuliah online. Tercatat 3 program studi (Teknik Sipil Fakultas Teknik, Matematika FMIPA dan PGSD FKIP) telah membangun elearning menggunakan dana hibah yang diperoleh.  Selama ini elearning UNS di bangun menggunakan Learning Management System (LMS) berbasis Moodle, untuk memenuhi kebutuhan pengguna sedang dikembangkan LMS berbasis Dokeos yang lebih kompatibel untuk perkuliahan-perkuliahan  eksakta.

Pengembangan desain instruksional dan e-portofolio dikemas dalam bentuk pelatihan staf pengembang kuliah elearning dari LPP dan perwakilan fakultas bekerja sama dengan Organisasi Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara SEAMEO-SEAMOLEC.  Desemeniasi program dalam bentuk pelatihan terintegrasi antara mata kuliah klasikal (hasil pelatihan PEKERTI-AA) dan kuliah online dalam bentuk blanded leaerning telah berhasil dikembangkan dari hasil kerjasama ini.

Upaya menyiapkan ragam media dalam pembelajaran senantiasa dilakukan oleh LPP di bawah koordinasi Tim Pengembangan Bahan Ajar.  Telah dipersiapkan peluncuran Smartube yang berisi video pembelajaran hasil karya civitas akademik UNS (dosen dan atau mahasiswa) serta Smartbook yang merupakaan program digitalisasi buku teks. Kata SMART dipilih sebagai ikon produk bahan ajar digital sebagai gambaran kecerdasan yang bersumber dari Universitas Sebelas MAReT. Bahan ajar dalam Smartube dan Smartbook akan dapat diunduh dari elearning UNS.

Career Development Centre

Menjalankan fungsi koordinatif pengembangan karier mahasiswa, sejak 2005 LPP secara rutin membuat Info Karier dengan mangundang narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang pekerjaan yang digeluti.  Tercatat Untung Wiyono, Bupati Sragen dan Hj. Rina Iriani, Bupati Karanganyar hadir sebagai narasumber dalam acara Info Karier yang diselenggarakan 2 kali tiap semester ini.  Beberapa pimpinan perusahan besar di wilayah Solo Raya seperti:  Juanaidi Yusuf, Dirut Konimex;  Y. Soroso, Dirut PO. Rosalia; Suharto, Dirut. Lembah Hijau Mutifarm hingga Hardono, Ketua Kadin Surakarta telah pula memberikan rahasia kunci sukses masing-masing.  Sedikitnya 200 mhasiswa tingkat akhir dan atau alumni selalu antusias mengikuti tiap sesi Info Karier yang diselenggarakan.  Peserta Info Karier terbanyak tercatat tidak kurang dari 500 orang menghadiri sesi Motivasi Karier yang disampaikan oleh Tung Desem Waringin, seorang Motivator tingkat Nasional yang juga mrupakan alumni Fakultas Hukum Univeritas Sebelas Maret.

CDC sangat dibutuhkan sebagai jalur komunikasi lulusan UNS dengan pengguna lulusan. Sejak awal 2010 CDC dikelola secara terpusat di bawah koordinasi bidang III.  LPP mengambil posisi sebagai penunjang bimbingan karier dalam evaluasi kurikulum dan proses selama mahasiswa masih aktif (belum lulus)

Program Kerjasama Dunia Usaha dan Industri

Pengembangan sistem jaringan kerjasama UNS dengan dunia usaha dan industri diperlukan agar lulusan UNS maupun mahasiswa mudah menyalurkan minat dan kemampuannya kedalam dunia usaha maupun industri yang sesuai dengan bakatnya. Dengan demikian para lulusan/mahasiswa termotivasi untuk bekerja dalam dunia usaha, sesuai dengan kinerja dari bidang usaha maupun industri tersebut. Dunia usaha dan industri mendapatkan karyawan yang minat kerjanya tinggi sehingga mereka dapat menghasilkan produk kerja yang optimal dan berkualitas. Bagaimana bentukdan pola kerjasama harus dipikirkan bersama antara UNS dengan para usahawan.

Kegiatan pengembangan ini dilakukan melalui tahap-tahap konseptual (1) analisis kebutuhan, (2) studi kebutuhan pasar kerja (3) penyusunan draft yang meliputi perumusan tujuan, pengembangan materi atau isi, menyusun alat evaluasi, (4) melakukan pertemuan dengan para usahawan untuk memberikan gambaran tentang kebutuhan SDM maupun kualifikasinya(5) mengadakan diskusi tentang sistem jaringan kerjasama UNS-dunia usaha.Tahapan-tahapan kerja yang akan dilakukan berupa: (1)penyediaan sarana prasarana, (2) semiloka dengan mengundang pakar kerjasama UNS-dunia  usahawan dan industriawan, akhir September 2009 (3) pembuatan  sistem jaringan kerjasama UNS-Dunia usaha dan industri.

Penutup

Sebagai lembaga pengembangan, LPP memberikan kontribusi dalam bentuk upaya meningkatkan kulaitas proses dan program pembelajaran.  Peningaktan angka efisiensi edukasi (AEE) program studi diharapkan dapat tercapai dengan kepedulian institusi penyelenggaraan pendidikan tinggi di UNS dalam implementasi pegembangan yang dilakukan oleh LPP.

Disampaikan dalam Lokakarya Teaching Excellence

Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret