Gambar Sorot nDuwur Sirah

OHP

Over Head Projector

OHP, pernah (mungkin masih) menjadi barang penting dalam proses belajar mengajar, sebelum digeser oleh datangnya LCD projector akhir-akhir ini. Sesuai dengan sifat belajar peserta didik yang berkemampuan belajar secara auditory (menyimak) dan visual (melihat) tentunya projector (OHP maupun LCD) manjadi sangat vital dalam kelas. Fungsinya yang dapat menggantikan coretan guru/dosen di papan tulis, memiliki kemampuan lebih untuk menampilkan gambar (scan/copy) sesuai dengan aslinya (apalagi kalau guru/dosennya tidak bisa nggambar. Paling tidak 30% materi yang disampaikan dapat terserap (Edgar Dale) dengan verbal dan visual receiving seperti ini (meskipun jauh lebih baik bila diikuti dengan demonstrasi dan siswa melakukan sendiri/praktikum).

Dalam suatu sesi pelatihan, sorang peserta bertanya:” Bagaimana bila lampu mati?”

Sederhana jawabnya: Papan dan kapur menjadi senjata pamungkas untukmemfasilitasi Transfer of Knowledge.

Pertanyaan berikut: “Apa cukup?

Jawabnya agak sulit kali ini:

Bila mengingat bahwa , pendidik (termasuk dosen) harus mampu (salah satunya, ada tiga yang lain) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, agaknya kapur dan papan tulis tidak lagi cukup untuk memefasilitasi peserta didik mencapai kompetensimya. Kelihatannya, guru/dosen harus mulai berfikir untuk menjalankan 60′ kewajiban pengembangan materi dengan mulai membuat bahan ajar MULTI -MEDIA

Mari kita bayangkan,

Kita sedang dalam kelas mengajarkan METAMORFOSIS (Kupu-kupu), listriknya mati…..

– akan sangat menyenangkan bila ingat nyanyian “telor-telor, ulat-ulat, kepompong, kupu-kupu, kasihan deh luuu”

– juga menyenangkan bila kita tidak lupa membawa poster ukuran A0 (banyak dijual di toko buku, atau print sendiri) berwarna

– lebih menyenagkan lagi bila siswa kita ajak keluar kelas dan masuk ke semak-semak melihat ulat (siap-siap obat gosok bila gatel) dan menangkap kupu-kupu untuk diamati.

MULT-MEDIA lebih dimaknai sebagai penggunaan lebih dari satu media dalam proses belajar mengajar. Media “tradisional” lebih dimaknai sebagai penggunaan media tunggal, meski sudah menggunakan LCD projector kalau hanya menampilkan tulisan (yang dipindah dari buku ke slide), bukan MULTI-MEDIA disebutnya.